Komentar
QATAR | GPN.Com - Hari Selasa Pon malam Rabu Wage atau tepatnya 14 Desember 2022 waktu Indonesia, Lusail Stadium akan jadi saksi, tim mana yang meraih tiket ke final, sekaligus berpeluang mengangkat trophy sepakbola tertinggi di dunia. Akankah Argentina mengulangi sukses menembus final Piala Dunia 2014, atau justru sebaliknya, Kroasia akan kembali bernostalgia seperti di Piala Dunia 2018 lalu.
Argentina dipastikan mengistirahatkan 2 pemainnya, Acuna dan Montiel, keduanya dinyatakan absen karena cidera. Beda lagi dengan Kroasia, Zlatko Dalić memastikan semua pemainnya dalam kondisi fit dan siap tempur menghadapi wakil Amerika Selatan tersebut.
Rekor pertemuan kedua negara lintas benua ini lebih condong mengarah ke Kroasia. Dari 2 pertemuan keduanya di Piala Dunia, Kroasia sedikit lebih unggul dari hasil pertandingan sebelumnya.
Di penyisihan grup Piala Dunia 1998, Argentina sukses mengalahkan Kroasia 1-0 lewat gol semata wayang Mauricio Pineda. Sedangkan di pertandingan penyisihan grup Piala Dunia 2018, Kroasia mencukur Argentina 3-0 melalui Ante Rebic, Luka Modric dan Ivan Rakitic.
Argentina mengawali Piala Dunia tahun ini dengan kekalahan yang mengejutkan sebagian besar publik. Mereka dipaksa tunduk 1-2 dari tim kawasan Timur Tengah, Arab Saudi.
Di pertandingan selanjutnya, Argentina sukses meraih 2 poin penuh atas lawan-lawannya. Argentina berhasil mengalahkan Meksiko 2-0, Polandia 2-0, Australia 2-1 (perdelapan final) dan Belanda 4-3 lewat drama adu pinalti (perempat final).
Sebaliknya, Kroasia dipaksa bermain imbang tanpa gol 0-0 oleh Maroko di pertandingan pertamanya. Disusul kemenangan 4-1 atas Kanada, bermain seri 0-0 dengan Belgia, menang adu pinalti 3-1 atas Jepang (perdelapan final), dan sukses memulangkan Brasil 4-2 hasil adu pinalti (perempat final).
Dari hitung-hitungan dukungan publik seantero dunia, tim yang dikomandani Lionel Scaloni lebih unggul ketimbang Luka Modric Cs. Tapi, itu 'rating' yang disematkan publik, bukan hasil di lapangan hijau.
Beda lagi dengan hitungan kalender Jawa, pertandingan tersebut dilangsungkan hari Selasa (berneptu 3) Pon (berneptu 7) malam Rabu (berneptu 7) Wage (berneptu 4). Neptu Selasa Pon berjumlah 10 (Ratu), sedangkan neptu Rabu Wage berjumlah 11 (Jodoh).
Entah kebetulan atau memang ditakdirkan, Lionel Messi bernomor punggung 10 dan Luka Modric juga sama, bernomor punggung 10. Keduanya sama-sama didapuk sebagai Kapten, dan keduanya sama-sama pernah berkali-kali berhadapan di Liga Spanyol (Messi di Barcelona dan Modric di Real Madrid).
Ratu, menunjukan siapa yang memenangkan pertandingan ini, dialah yang bakal menjadi juara Piala Dunia. Bukan tidak mungkin Argentina bakal menumbangkan lawannya di final (Prancis atau Maroko) atau sebaliknya Kroasia yang akan menjadi juara baru Piala Dunia.
Jodoh, mengisyaratkan keduanya memang sejak awal sudah 'ditakdirkan' bertemu di semi final. Walaupun banyak tim unggulan yang kemungkinan bertemu, namun 'takdir' menetapkan Argentina berjumpa dengan Kroasia di semi final.
Warna biru (Argentina) memang tidak 'seganas' warna merah (Kroasia), tapi dibalik 'aura' Piala Dunia, cenderung memihak warna biru. 20 tahun terakhir, warna biru tampil sebagai juara 3 kali, yaitu juara Piala Dunia 2018 adalah Prancis (biru), juara Piala Dunia 2010 adalah Spanyol (di partai final melawan Belanda Spanyol memakai kostum kedua yang berwarna biru), dan juara Piala Dunia 2006 adalah Italia (biru), sisanya berwarna kuning (Brasil tahun 2002) serta putih (Jerman tahun 2014).
Teka teki Piala Dunia akan terungkap di Lusail Stadium, Argentina atau Kroasia. Yang jelas, yang menang akan berebut trophy juara Piala Dunia, sedangkan yang kalah 'hanya' berebut juara ketiga di pertandingan sehari sebelumnya. (red)