Warga Masyarakat Keluhkan Pelayanan di Puskesmas Munjul Jaya Diduga Kurang Maksimal

Translate

Warga Masyarakat Keluhkan Pelayanan di Puskesmas Munjul Jaya Diduga Kurang Maksimal




Purwakarta | GPN.Com -   Jiwa raga yang sehat merupakan hal yang sangat di harapkan oleh setiap orang. Namun pada kenyataan nya, saat kita mengalami sakit, lantas kita berobat ke rumah sakit terdekat, maka harapan nya kita sesegera mungkin ingin di tangani dan di periksa secepat nya,  ini malah harus menunggu ber jam jam.  Persoalan ini membuat warga masyarakat sekitar merasa muak dan jenuh akibat lama nya menunggu berobat di Puskesmas Munjul Jaya, ungkap nya."



Menurut Suami Nur saat di konfirmasi menuturkan. Istri saya kan,  sedang hamil tiga bulan.  Namun, saat kami datang ke Puskesmas Munjul Jaya, sayang sekali, pelayanan dari petugas Puskesmas Munjul Jaya terkesan sangat lambat, sehingga kami harus rela menunggu berjam jam, ungkap suami Nur Senin ( 12 / 09 / 2023 ).

Tadi pagi kami sudah di panggil, namun di suruh antri lagi oleh petugas, lantas kami kembali ke ruangan tunggu, padahal kami dari pagi sudah mengantri. 

Menurut Irwan selaku Penasehat Kota di Lembaga Swadaya Masyarakat BARAK yang berhasil di konfirmasi mengatakan. 

Iya itu tuh di Puskesmas Munjul Jaya, setiap masyarakat yang mendaftarkan diri untuk berobat selalu di mintain uang pendaftaran per satu berkas di mintain  uang sebesar Sepuluh Ribu Rupiah ( 10.000 ) oleh petugas pelayanan puskesmas Munjul Jaya. 

Saya menduga dan ini juga bisa di sebut Pungli, lalu setoran Sepuluh Ribu per berkas itu, uang nya lari kemana dan di gunakan untuk apa, kata Irwan. 

Apakah ada Undang - Undang Kesehatan atau Perda atau peraturan sejenis lain nya  yang mengatur terkait pungutan uang Sepuluh Ribu tersebut di Puskesmas Munjul Jaya...???





Lalu, jika tidak jelas uang sebesar Sepuluh Ribu tersebut peruntukan nya, maka pihak Aparat Penegak Hukum wajib menyelidiki hal hal demikian yang sudah mengakar di kalangan dinas untuk di tindaklanjuti hingga di proses secara hukum yang berlaku, ucap Irwan.

Selain itu, Saat saya mempertanyakan nomor antrian tiba tiba ada masyarakat dan Oknum Dokter yang menimpali pertanyaan saya sehingga Oknum Dokter itu pun dengan gagah berani dan  lantang mengatakan saya tidak takut jika anda mau melaporkan ke Dr. Deni atau ke Dinas Kesehatan ini pasien saya, ucap si Donter tersebut. Bahkan yang lucu nya, sebagai abdi masyarakat dengan gaji nya yang di bayar oleh pajak rakyat, oknum Dokter itu harus nya memberikan contoh serta memberikan wejangan yang lemah lembut bukan dengan berbahasa yang menantang dan bisa menimbulkan emosi serta perseteruan yang panjang, padahal Saya hanya mempertanyakan antrian dan oleh petugas sudah di jawab dengan baik baik, sehingga saya pun mengerti. Tapi tiba tiba dengan ada nya ucapan seorang Oknum Dokter, suasana tersebut menjadi panas dan terjadilah percekcokan. Hingga berita ini di turunkan, Kepala Dinas Kesehatan Dr. Deni belum bisa di hubungi. ( Red ).